Monday, June 8, 2020

PERJALANAN HIDUP





Perjalanan hidup


        Perjalanan hidupku adalah seseorang yang mempunyai banyak cerita. Akan tetapi sebelum aku menceritakan perjalanan hidupku. Izinkan aku untuk memperkenalkan diri dan orang-orang yang selalu ada dalam setiap perjalanan aku dan yang selalu memberikan doa dan semangat.
       Nama aku Safnah, aku lahir pada tanggal 05 Januari 1998 di kampung Terusan. Aku terlahir bukan dari keluarga mampu, tetapi aku bersyukur sekali mempunyai keluarga yang sangat menyayangiku dengan penuh kasih sayang. Nama Ayah aku adalah Safari sejak kecil aku dibiasakan memanggil Ayah aku dengan sebutan Abah dan Ibu aku yang bernama Sanih aku memanggilnya dengan sebutan Emak entah kenapa beliau lebih suka dipanggil dengan sebutan itu.


       Pada saat itu Ayah dan Ibu menikah pada tahun 1990, ditahun itu aku memang belum lahir. Beberapa tahun kemudian dari pernikahan beliau berdua dikaruniai oleh Allah SWT tiga anak, yaitu dua anak laki-laki dan satu anak perempuan. Yang pertama lahirnya seorang bayi laki-laki yakni kakak aku sendiri. Ia bernama Sanudin aku dengannya berselisih 6 tahun barulah lahirnya aku, sang anak perempuan yang manja dan yang terakhir lahirnya seoarang bayi laki-laki yakni adik aku, ia bernama Muhi aku dengannya berselisih 10 tahun.


        Aku terlahir dan dibesarkan di dalam keluarga yang pas-pasan. Ayahku hanya seorang guru ngaji dan Ibuku hanya seorang ibu rumah tangga. Akan tetapi aku sangat menyayangi, mencintai dan bangga sekali kepada Ayah dan Ibuku. Khususnya kepada Ayah tercinta yang saat ini tinggal di sebuah kampung. Jujur saja beliau bukan pegawai, bukan petani sukses, dan yang jelas beliau hanya seorang guru ngaji terpencil, yang tidak pernah tercatat sebagai guru yang diakui oleh negara lain. Akan tetapi itu semua tidak mengurangi niat tulus dan daya juang beliau dihadapan Allah SWT sebagai guru ngaji yang ikhlas tanpa pamrih melakukan sesuatu hanya mengharap ridho-Nya tanpa mempertimbangkan dan tidak mengharapkan upah.


     Setelah aku berumur 7 tahun, aku langsung masuk sekolah SD (Sekolah Dasar) karena memang dulu tidak ada sekolah TK terdekat. Dulu aku bersekolah disalah satu sekolah dasar yang berada di kampung Terusan yaitu SDN Sidamukti 1. Waktu SD aku sangatlah pendiem, dan selalu mengalah. Dan dari waktu SD, SMP, SMA bahkan sampai saat ini aku sangat menyukai pelajaran bahasa, sastra indonesia.
     

Pada saat aku kelas VI SD aku sedikit bingung untuk melanjutkan ke sekolah mana yang seharusnya aku pilih, aku selalu ingin berbeda dari yang lain. Akan tetapi kedua orang tuaku menyuruh aku untuk bersekolah di SMP terdekat, karena orang tua selalu merasa khawatir. akhirnya aku memutuskan dan menuruti keinginan orang tua untuk bersekolah di SMP terdekat.


      Diakhir-akhir sekolah SMP dan akan melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi. Banyak sekali mendapatkan saran, dan arahan dari saudara, guru, dan teman agar aku melanjutkan sekolah ke tempat yang menurut mereka yang terbaik. Aku selalu berbeda pendapat dengan Ayah. Ayah ingin aku untuk melanjutkan Sekolah Menengah Atas (SMA), sedangkan aku ingin bersekolah di MAN (Madrasah Aliyah Negri). Semua yang bertolak belakang maka hasilnya tidak akan bagus. Padahal aku tidak ingin melakukannya, akan tetapi semua itu tetap aku lakukan, dan aku  jalani dengan senang hati yang ikhlas.


     Pada saat itu aku daftar di Sekolah Menengah Atas (SMA) Bidayatul Hidayah letaknya di Panimbang. Dengan semangat yang membara aku persiapkan persyaratan-persyaratan untuk memenuhi pendaftaran. Aku tetap merasa bangga dan senang meskipun sekolah di SMA yang bukan dari keinginan diri sendiri. Melainkan keinginan dari kedua orang tua. Ingatlah semua yang dilakukan dengan senang hati yang ikhlas, meskipun tidak sesuai dengan yang kita inginkan maka hasilnya tidak akan mengecewakan. Karena dari kedua orang tua selalu mendukung yang aku lakukan. Dengan bekal doa dan restu orang tua. Aku akan selalu berjuang.


     Dalam kehidupanku, hanya keluarga yang selalu berada di samping apapun yang terjadi. Dengan penuh pendirian yang selalu aku junjung tinggi dalam kehidupan. Allhamdulilah membuahkan hasil yang baik. Aku bersekolah di SMA selalu mendapatkan prestasi terbaik. Semua ini berkat doa kedua orang tua. Perasaan penuh kegembiraan yang aku rasakan tidak terbatas.


     Pada akhirnya setelah lulus SMA aku memutuskan untuk kuliah, aku bercita-cita ingin menjadi guru agar ilmu yang aku dapatkan dari dari guru-guru aku bermanfaat untuk orang lain. Akhirnya aku memutuskan untuk mengambil Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Aku kuliah diseleksi melalui tes dan pada akhirnya aku diterima difakultas yang aku inginkan. Perjalanan kuliah pilihan aku sendiri selama masa kuliah tidak selalu mulus. Selain dari krisis ekonomi banyak sekali masalah-masalah (konflik) yang membuat aku  kehilangan semangat. Bisa bertahan dan kuat menjalaninya sampai saat ini karena berkat motivasi dari orang tua.


     Pada saat semester 3 aku mulai mengajar, ternyata mengajar itu bukan sesuatu hal yang membosankan seperti perkiraan awal. Sebaliknya, mengajar malah menjadi sesuatu yang sangat menentang. Harus menghadapai murid dengan berbagai karakter. Dan selain itu harus mampu menggunakan metode yang sesuai agar materi pelajaran tersampaikan dengan baik.


     Aku tidak tau bagaimana harus membalas jasa Ibu dan Ayahku. Beliau berdua selalu berusaha memberikan yang terbaik kepada anak-anaknya. Dengan jerih payahnya sampai meminjam uang pun  kedua orang tua lakukan demi membiayai aku untuk bisa kuliah.


     Kepada sahabat pembaca, jujur saja awalnya aku malu dan enggan berbagi tentang kisah hidupku ini di hadapan para pembaca, akan tetapi kebanggaan dan rasa haru aku, minimal bisa tergores melalui pena ini kemudian bisa terinventarisir dalam satu media tercinta ini.
 

    Mungkin hanya itu kisah hidup aku dari kecil hingga saat ini. Tidak indah hanya saja sedikit pengalaman yang aku peroleh.



No comments:

Post a Comment