Perjalanan hidup
Perjalanan hidupku adalah seseorang yang
mempunyai banyak cerita. Akan tetapi sebelum aku menceritakan perjalanan
hidupku. Izinkan aku untuk memperkenalkan diri dan orang-orang yang selalu ada
dalam setiap perjalanan aku dan yang selalu memberikan doa dan semangat.
Nama aku Safnah, aku lahir
pada tanggal 05 Januari 1998 di kampung Terusan. Aku terlahir bukan dari
keluarga mampu, tetapi aku bersyukur sekali mempunyai keluarga yang sangat
menyayangiku dengan penuh kasih sayang. Nama Ayah aku adalah Safari sejak kecil
aku dibiasakan memanggil Ayah aku dengan sebutan Abah dan Ibu aku yang bernama
Sanih aku memanggilnya dengan sebutan Emak entah kenapa beliau lebih suka
dipanggil dengan sebutan itu.
Pada saat itu Ayah dan Ibu
menikah pada tahun 1990, ditahun itu aku memang belum lahir. Beberapa tahun
kemudian dari pernikahan beliau berdua dikaruniai oleh Allah SWT tiga anak,
yaitu dua anak laki-laki dan satu anak perempuan. Yang pertama lahirnya seorang
bayi laki-laki yakni kakak aku sendiri. Ia bernama Sanudin aku dengannya
berselisih 6 tahun barulah lahirnya aku, sang anak perempuan yang manja dan
yang terakhir lahirnya seoarang bayi laki-laki yakni adik aku, ia bernama Muhi
aku dengannya berselisih 10 tahun.
Aku terlahir dan dibesarkan di dalam
keluarga yang pas-pasan. Ayahku hanya seorang guru ngaji dan Ibuku hanya
seorang ibu rumah tangga. Akan tetapi aku sangat menyayangi, mencintai dan
bangga sekali kepada Ayah dan Ibuku. Khususnya kepada Ayah tercinta yang saat
ini tinggal di sebuah kampung. Jujur saja beliau bukan pegawai, bukan petani
sukses, dan yang jelas beliau hanya seorang guru ngaji terpencil, yang tidak
pernah tercatat sebagai guru yang diakui oleh negara lain. Akan tetapi itu
semua tidak mengurangi niat tulus dan daya juang beliau dihadapan Allah SWT
sebagai guru ngaji yang ikhlas tanpa pamrih melakukan sesuatu hanya mengharap
ridho-Nya tanpa mempertimbangkan dan tidak mengharapkan upah.
Setelah aku berumur 7 tahun, aku
langsung masuk sekolah SD (Sekolah Dasar) karena memang dulu tidak ada sekolah
TK terdekat. Dulu aku bersekolah disalah satu sekolah dasar yang berada di
kampung Terusan yaitu SDN Sidamukti 1. Waktu SD aku sangatlah pendiem, dan
selalu mengalah. Dan dari waktu SD, SMP, SMA bahkan sampai saat ini aku sangat
menyukai pelajaran bahasa, sastra indonesia.
Pada saat aku kelas VI SD aku
sedikit bingung untuk melanjutkan ke sekolah mana yang seharusnya aku pilih,
aku selalu ingin berbeda dari yang lain. Akan tetapi kedua orang tuaku menyuruh
aku untuk bersekolah di SMP terdekat, karena orang tua selalu merasa khawatir.
akhirnya aku memutuskan dan menuruti keinginan orang tua untuk bersekolah di
SMP terdekat.
Diakhir-akhir sekolah SMP dan
akan melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi. Banyak sekali mendapatkan saran,
dan arahan dari saudara, guru, dan teman agar aku melanjutkan sekolah ke tempat
yang menurut mereka yang terbaik. Aku selalu berbeda pendapat dengan Ayah. Ayah
ingin aku untuk melanjutkan Sekolah Menengah Atas (SMA), sedangkan aku ingin
bersekolah di MAN (Madrasah Aliyah Negri). Semua yang bertolak belakang maka
hasilnya tidak akan bagus. Padahal aku tidak ingin melakukannya, akan tetapi
semua itu tetap aku lakukan, dan aku
jalani dengan senang hati yang ikhlas.
Pada saat itu aku daftar di
Sekolah Menengah Atas (SMA) Bidayatul Hidayah letaknya di Panimbang. Dengan
semangat yang membara aku persiapkan persyaratan-persyaratan untuk memenuhi
pendaftaran. Aku tetap merasa bangga dan senang meskipun sekolah di SMA yang
bukan dari keinginan diri sendiri. Melainkan keinginan dari kedua orang tua.
Ingatlah semua yang dilakukan dengan senang hati yang ikhlas, meskipun tidak
sesuai dengan yang kita inginkan maka hasilnya tidak akan mengecewakan. Karena
dari kedua orang tua selalu mendukung yang aku lakukan. Dengan bekal doa dan
restu orang tua. Aku akan selalu berjuang.
Dalam kehidupanku, hanya keluarga
yang selalu berada di samping apapun yang terjadi. Dengan penuh pendirian yang
selalu aku junjung tinggi dalam kehidupan. Allhamdulilah membuahkan hasil yang
baik. Aku bersekolah di SMA selalu mendapatkan prestasi terbaik. Semua ini
berkat doa kedua orang tua. Perasaan penuh kegembiraan yang aku rasakan tidak
terbatas.
Pada akhirnya setelah lulus SMA
aku memutuskan untuk kuliah, aku bercita-cita ingin menjadi guru agar ilmu yang
aku dapatkan dari dari guru-guru aku bermanfaat untuk orang lain. Akhirnya aku
memutuskan untuk mengambil Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Aku kuliah
diseleksi melalui tes dan pada akhirnya aku diterima difakultas yang aku
inginkan. Perjalanan kuliah pilihan aku sendiri selama masa kuliah tidak selalu
mulus. Selain dari krisis ekonomi banyak sekali masalah-masalah (konflik) yang
membuat aku kehilangan semangat. Bisa
bertahan dan kuat menjalaninya sampai saat ini karena berkat motivasi dari
orang tua.
Pada saat semester 3 aku mulai
mengajar, ternyata mengajar itu bukan sesuatu hal yang membosankan seperti
perkiraan awal. Sebaliknya, mengajar malah menjadi sesuatu yang sangat
menentang. Harus menghadapai murid dengan berbagai karakter. Dan selain itu
harus mampu menggunakan metode yang sesuai agar materi pelajaran tersampaikan
dengan baik.
Aku tidak tau bagaimana harus
membalas jasa Ibu dan Ayahku. Beliau berdua selalu berusaha memberikan yang
terbaik kepada anak-anaknya. Dengan jerih payahnya sampai meminjam uang
pun kedua orang tua lakukan demi
membiayai aku untuk bisa kuliah.
Kepada sahabat pembaca, jujur
saja awalnya aku malu dan enggan berbagi tentang kisah hidupku ini di hadapan
para pembaca, akan tetapi kebanggaan dan rasa haru aku, minimal bisa tergores
melalui pena ini kemudian bisa terinventarisir dalam satu media tercinta ini.
Mungkin hanya itu kisah hidup
aku dari kecil hingga saat ini. Tidak indah hanya saja sedikit pengalaman yang
aku peroleh.
No comments:
Post a Comment